Prince88

berita viral terkini

AS mencabut larangan pengiriman senjata ke brigade Azov Ukraina
berita hari ini

AS mencabut larangan pengiriman senjata ke brigade Azov Ukraina

Amerika Serikat telah mencabut larangan pengiriman senjata dan pelatihan ke brigade Azov Ukraina, yang memainkan peran penting dalam pertahanan kota pelabuhan Mariupol, namun memiliki masa lalu yang kontroversial.

Larangan tersebut, yang disebut “Hukum Leahy,” melarang bantuan atau pelatihan militer apa pun untuk diberikan kepada unit asing yang bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia, menurut Departemen Luar Negeri AS.

Batalyon tersebut, bernama Brigade Azov Pasukan Khusus ke-12, diintegrasikan ke dalam Garda Nasional Ukraina pada tahun 2023, setelah formasi awal dibubarkan. Unit ini dipuji atas perannya dalam perang melawan pendudukan Rusia di wilayah Mariupol.

Unit tersebut menyambut baik pencabutan larangan menerima bantuan keamanan dari AS. Dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, “Ini adalah halaman baru dalam sejarah unit kami.”

“Kelayakan untuk mendapatkan bantuan AS tidak hanya akan meningkatkan efektivitas tempur Azov, namun yang paling penting, akan membantu menyelamatkan nyawa dan kesehatan personel brigade,” kata unit tersebut. “Azov menjadi lebih profesional dan efektif dalam membela Ukraina melawan penjajah.”

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengecam keputusan AS pada hari Selasa. Dengan mengatakan bahwa AS “bahkan siap untuk menggoda neo-Nazi,” menurut kantor berita Rusia TASS.

AS mencabut larangan pengiriman senjata ke brigade Azov Ukraina

AS mencabut larangan pengiriman senjata ke brigade Azov Ukraina

Pertempuran besarDidirikan sebagai milisi untuk mempertahankan Ukraina dari invasi Rusia pada tahun 2014, unit ini awalnya disebut “Batalyon Azov”, yang aktif di sekitar wilayah Mariupol. Kementerian Pertahanan Ukraina pada saat itu mendorong batalion sukarelawan untuk membantu tentara dan upaya perlawanan.

Belakangan pada tahun itu. Batalion Azov “direorganisasi dan diperluas menjadi. Resimen Polisi Khusus Azov di Kementerian Dalam Negeri.” Sebelum menjadi bagian dari Garda Nasional, menurut situs webnya.

Pada tahun 2015, pejuang Azov membebaskan Mariupol dan sekitarnya dari pendudukan. Sehingga mendorong pasukan Rusia menjauh dari kota tersebut. Mereka ikut serta dalam beberapa pertempuran besar di wilayah Donetsk.

Batalyon tersebut mengatakan bahwa mereka berulang kali menyangkal “tuduhan fasisme, nazisme, dan rasisme.” Sebagai tanggapan atas klaim bahwa mereka memiliki hubungan dengan supremasi kulit putih dan ideologi neo-Nazi.

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *