Rusia dituduh menggunakan kelaparan sebagai senjata perang di Ukraina . Rusia dituding memanfaatkan kelaparan selaku senjata perang di Ukraina
Sekumpulan pembela perkara hak asasi manusia internasional mendakwa Rusia berniat membikin penduduk sipil. Mariupol kelaparan selaku cara peperangan waktu pengepungan 85 hari di kota Ukraina di awalan tahun 2022.
Laporan itu mendapati kalau pasukan Rusia “secara struktural menyerbu sejumlah objek yang paling penting buat kebersinambungan hidup masyarakat sipil,” sekalian memotong trayek pengungsian serta menghambat pengantaran donasi kemanusiaan.
Penduduk sipil Ukraina tidak boleh mendapat air, listrik, serta gas dan diminta minum dari kubangan air, radiator, serta salju yang mencair.
Hasil ini tak mengagetkan Nikolai Osychenko. Yang mendeskripsikan kehidupan waktu pengepungan selaku pengalaman “Era Batu”.
“Rusia mengebom gardu induk yang menyediakan listrik ke Mariupol di tanggal 2 Maret serta kami kehilangan saluran listrik, serta ketika yang serupa. Kami pun kehilangan ketersediaan air serta pemanas,” tuturnya pada CNN, sembari menambah kalau kota itu mulai kekurangan makanan dalam sesaat. Sebab tanpa ada listrik, banyak yang hancur.
“Kami semuanya memahami kalau tepung yaitu bahan terhebat buat dipunyai. Apabila Anda punya air serta tepung. Anda dapat mengolah suatu hal.sebuah hal. Namun tanpa ada air, Anda tak dapat lakukan perbuatan apapun,” tuturnya.
Rusia dituduh menggunakan kelaparan sebagai senjata perang di Ukraina
Penduduk Mariupol ini memakan dua minggu berada di satu apartemen bersama 9 orang yang lain, menjatah makanan serta menghimpun air apa saja yang dapat mereka temui. Mereka habiskan waktu 2 hari buat cairkan ember salju dengan tangan mereka. Cuman buat mendapat sejumlah inchi air kotor. Osychenko mengucapkan pada CNN kalau ia dulunya pernah minum air dari radiatornya serta rebusnya 20 kali buat memurnikannya.
Berniat menimbulkan kelaparan serta kekurangan yaitu kejahatan perang menurut hukum internasional. Kumpulan ini lagi saat proses serahkan laporan teranyar mereka ke Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC) selaku sisi dari naskah yang tambah besar tentang pemanfaatan kelaparan di Rusia.
Menurut website mereka, organisasi ini didanai oleh pemerintahan Komisi UE, Belanda, Inggris, serta Amerika Serikat.
CNN udah mengabari Kementerian Pertahanan Rusia untuk berikan tanggapan.
Mariupol, kota dermaga di Laut Azov. Dikepung serta diperebut oleh pasukan Rusia di awalan agresi besar ke Ukraina. Petinggi di tempat mengasumsikan sejumlah 22.000 orang wafat dalam perlawanan mempertandingkan kota itu, yang ada di Oblast Donetsk Ukraina serta ada dalam bawah kekangan langsung Rusia sejak mulai Mei 2022.